
Berita mengejutkan yang akan dibahas di Fortune Indonesia : Berita Ekonomi dan Bisnis datang dari dua perusahaan besar yakni TSMC (Taiwan Semiconductor Manufacturing Company) dan juga ASML Holding yang merupakan perusahaan yang bergerak di bidang manufacturing. Kedua perusahaan ini menduduki posisi perusahaan tertinggi setelah berhasil menggeser perusahaan Huawei.
Sejak sanksi yang diberikan oleh Amerika Serikat kepada perusahaan asal China yakni Huawei dikeluarkan, secara tidak langsung momen tersebut juga berpengaruh besar pada keberlangsungan perusahaan ini. Bahkan menurut pemantauan para ahli Huawei dikatakan akan mengalami kemunduran dalam jangka pendek akibat adanya sanksi yang diberikan tersebut.
Hal tersebut juga tentunya akan mempengaruhi perusahaan TSMC karena perusahaan ini juga ikut memotong pasokan chip yang dikirimkan kepada Huawei. Dengan demikian akhirnya TSMC menghentikan sementara pasokan chip yang bisa dikirimkan unutk Huawei karena dikhawatirkan Huawei tidak dapat melakukan proses selanjutnya.
Sama halnya dengan perusahaan ASML yang merupakan perusahaan asal Belanda yang bergerak di bidang pembuatan mesin litografi. Mesin litografi ini sendiri merupakan mesin yang digunakan untuk proses pembuatan chip. Jadi dapat dilihat jika produksi chip yang dilakukan perusahaan TSMC terhambat maka ASML pun akan mengalami penurunan dalam pembuatan mesin tersebut.
Meskipun sedang mengalami sedikit penurunan tetapi tetap saja berdasarkan catatan yang ada dua perusahaan ini yakni TSMC dan juga ASML merupakan dua perusahaan besar yang diperhitungkan di mata dunia. Keberadaan dua perusahaan besar ini tentunya membuat banyak orang bertanya – tanya kira – kira siapakah pemegang saham terbesar yang ada di dua perusahaan tersebut.
Pada perusahaan semikonduktor terbesar pertama yakni TSMC ini di perkirakan ada sekitar 28 miliar lembar sahan yang dimiliki. Lantas siapa sajakah pemegang saham terbesar tersebut ? mari kita lihat rincian berikut ini. Diantara para pemegang saham urutan pertama tertinggi memiliki sekitar 20,5 % saham TSMC, sedangka urutan kedua memiliki sekitar 6,3 % yang dikatakan sebagai pimpinan TSMC.
Pihak yang memegang saham tertinggi TSMC ini memegang seperlima saham TSMC berupa rekening resi simpanan yan dimiliki oleh akun TSMC Depository Receipt kepunyaan Citigroup Amerika. Sedangkan pemegang saham kedua terbesar di TSMC adalah Taiwan Executive Yuan Development Fund dengan jumlah kepemilikan saham sekitar 6,3 %.
Dapat dilihat bahwa sebagian besar saham yang dimiliki di TSMC dipegang oleh pihak Amerika terutama para pengusaha Wall Street. Itu mengapa kini perusahaan – perusahaan teknologi di Amerika Serikat banyak ditunjang oleh teknologi yang berasal dari perusahaan TSMC.
Sedangkan pada perusahaan pesainya yakni perusahaan ASML yang merupakan perusahaan yang memproduksi mesin Litografi ini saham terbesarnya adalah pihak Beijing Capital International Group. Kemudian di posisi kedua pemegang sahan perusahaan ASML disusul oleh Amerika Serikat yakni pengusaha Wall Street.
Jadi bisa dilihat bahwa sebenarnya baik kepemilikan saham antara perusahaan TSMC dan juga ASML keduanya sama – sama dikuasi oleh Amerika yakni Wall Street Capital. Tidak heran bahwa kemajuan serta penyediaan peralatan teknis di kedua perusahaan tersebut di supply penuh oleh Amerika Serikat.
Dari persoalan ini dapat kita simpulkan bahwa jika suatu negara ingin berkembang maju maka perlu memahami tentang pentingnya perkembangan teknologi serta ilmu pengetahuan. Karena kedepannya dua hal itulah yang akan bisa membuat negara bertahan meski di tengah keadaan yang sulit.