Kisah Nabi Musa AS, Kemenangan Terhadap Fir’aun

Kisah Utsman bin Affan, Sahabat Nabi Pemilik Dua Cahaya

Nabi Musa AS merupakan Nabi yang hidup di Mesir pada zaman kerjaan Fir’aun yang terkenal kejam. Semasa hidupnya Nabi Musa AS harus menghadapi kekejaman Fir’aun, karena Nabi Musa AS selalu sabar dan teguh hatinya menjadikan dia termasuk ke dalam salah satu nabi dan rasul ulul azmi. Fir’au merupakan seorang raja yang sangat zalim, sewenang-wenang menindas penduduknya, sombong, suka memperbudak dan memecah belah penduduknya dan melakukan kerja paksa terhadap penduduknya.

Setelah Nabi Musa AS diutus menjadi Nabi, penduduk Mesir yang semakin fanatic dengan Fir’aun berhasil dihasut untuk mengingkari ajaran Islam. Hal tersebut dijelaskan di Al-Qur’an surat Yunus.

فَمَآ اٰمَنَ لِمُوْسٰىٓ اِلَّا ذُرِّيَّةٌ مِّنْ قَوْمِهٖ عَلٰى خَوْفٍ مِّنْ فِرْعَوْنَ وَمَلَا۟ىِٕهِمْ اَنْ يَّفْتِنَهُمْ ۗوَاِنَّ فِرْعَوْنَ لَعَالٍ فِى الْاَرْضِۚ وَاِنَّهٗ لَمِنَ الْمُسْرِفِيْنَ۝

Artinya : “Maka tidak ada yang beriman kepada Musa, selain keturunan dari kaumnya dalam keadaan takut bahwa Fir‘aun dan para pemuka (kaum)nya akan menyiksa mereka. Dan sungguh, Fir‘aun itu benar-benar telah berbuat sewenang-wenang di bumi, dan benar-benar termasuk orang yang melampaui batas.”

Nabi Musa AS dan para pengikutnya bersabar menghadapi Fir’aun dan tentaranya yang sewenang-wenang terus menindas selama bertahun-tahun. Semakin hari Fir’aun semakin menentang dan memusuhi kebenaran. Sampai pada puncaknya, Fir’aun dengan segala kesombongannya mengaku bahwa dirinya adalah Tuhan. Dalam Al-Qur’an surat Yunus ayat 88, Nabi Musa AS dengan senantiasa berdo’a kepada Allah sebagai berikut.

وَقَالَ مُوْسٰى رَبَّنَآ اِنَّكَ اٰتَيْتَ فِرْعَوْنَ وَمَلَاَهٗ زِيْنَةً وَّاَمْوَالًا فِى الْحَيٰوةِ الدُّنْيَاۗ رَبَّنَا لِيُضِلُّوْا عَنْ سَبِيْلِكَ ۚرَبَّنَا اطْمِسْ عَلٰٓى اَمْوَالِهِمْ وَاشْدُدْ عَلٰى قُلُوْبِهِمْ فَلَا يُؤْمِنُوْا حَتّٰى يَرَوُا الْعَذَابَ الْاَلِيْمَ۝

Artinya : Dan Musa berkata, “Ya Tuhan kami, Engkau telah memberikan kepada Fir‘aun dan para pemuka kaumnya perhiasan dan harta kekayaan dalam kehidupan dunia. Ya Tuhan kami, (akibatnya) mereka menyesatkan (manusia) dari jalan-Mu. Ya Tuhan, binasakanlah harta mereka, dan kuncilah hati mereka, sehingga mereka tidak beriman sampai mereka melihat azab yang pedih.”

Kemudian, atas izin Allah swt Nabi Musa AS beserta para pengikutnya memutuskan untuk keluar dari Mesir dan menuju ke Syam. Fir’aun yang mendengar kabar Nabi Musa AS akan meninggalkan Mesir pun semakin memuncak kemarahannya. Fir;aun lalu mempersiapkan tentaranya untuk mengejar Nabi Musa AS dan para pengikutnya. Pasukan Firaun terus mengejar Nabi Musa AS dan pengikutnya. Kemudian, beberapa pengikut Nabi Musa AS berkata bahwa pasukan Fir’aun hampir menyusuli mereka, pasalnya di hadapan mereka jalan tertutup lautan. Nabi Musa AS berkata yang dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Asy-Syu’ara ayat 62, “Sekali-kali tidak akan tersusul, sesungguhnya Tuhanku besertaku, kelak Dia akan memberi petunjuk kepadaku”

Saat itu keadaan benar-benar genting dan terhimpit, tetapi dengan segala kekuatan iman yang dimiliki oleh Nabi Musa AS, turunlah wahyu Allah swt. “Pukullah lautan itu dengan tongkatmu”, yang dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Asy-Syu’ara ayat 63. Setelah Nabi Musa AS memukul lautan dengan tongkatnya, maka terbelahlah lautan itu dan tiap-tiap belahan adalah seperti gunung yang besar. Setelah lautan terbelah, Nabi Musa AS dan para pengikutnya bergegas melintasi jalan tersebut. Kemudian disusul Firaun beserta pasukannya yang mencoba untuk ikut melintasi jalan tersebut. Namun, lautan telah kembali seperti semula, dan akhirnya Firaun dan pengikutnya tenggelam di dalam lautan. Hal tersebut dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Asy-Syu’ara ayat 65-67.

وَاَنْجَيْنَا مُوْسٰى وَمَنْ مَّعَهٗٓ اَجْمَعِيْنَ ۚ۝ ثُمَّ اَغْرَقْنَا الْاٰخَرِيْنَ ۗ ۝ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيَةً ۗوَمَا كَانَ اَكْثَرُهُمْ مُّؤْمِنِيْنَ۝

Artinya : “Dan Kami selamatkan Musa dan orang-orang yang bersamanya.Kemudian Kami tenggelamkan golongan yang lain.Sungguh, pada yang demikian itu terdapat suatu tanda (kekuasaan Allah), tetapi kebanyakan mereka tidak beriman.” (QS.Asy-Syu’ara : 65-67)

Related posts

Leave a Comment